KEUTAMAAN DAN SPIRIT JAMAAH DALAM MAJELIS AL-QUR’AN

Majelis Al-Qur’an: Jamuan Ilahi yang Menghadirkan Keamanan

Dalam tradisi Islam, majelis Al-Qur’an bukan sekadar kegiatan keagamaan biasa. Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai “ma’dubatullah”, yakni jamuan dari Allah ﷻ. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

إِنَّ الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ، فَمَنْ دَخَلَ فِيهِ فَهُوَ آمِنٌ

"Sesungguhnya Al-Qur’an adalah jamuan Allah. Maka siapa saja yang memasukinya, ia berada dalam keamanan".

Makna dari hadits ini sangat dalam. Al-Qur’an adalah hidangan spiritual yang disediakan oleh Allah ﷻ untuk para hamba-Nya. Mereka yang terlibat dalam majelis ini akan diliputi rasa aman dan dilindungi dari berbagai keburukan. Dalam riwayat lain disebutkan:

وَمَنْ أَحَبَّ الْقُرْآنَ فَلْيُبْشِرْ

"Barang siapa mencintai Al-Qur’an, maka bergembiralah".

Keistimewaan Khatmil Qur’an: Dihadiri 60.000 Malaikat

Salah satu momentum agung dalam majelis Al-Qur’an adalah khatmil Qur’an, yaitu ketika bacaan Al-Qur’an diselesaikan secara keseluruhan. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa khatmil Qur’an merupakan peristiwa yang sangat istimewa, karena dihadiri oleh 60.000 malaikat yang mengamini setiap doa yang dipanjatkan. Oleh karena itu, kita harus meyakini bahwa doa-doa dalam majelis khatmil Qur’an pasti diijabah oleh Allah ﷻ.

Membaca Al-Qur’an Secara Jamaah (Bersama-sama): Bentuk Syi’ar Islam

Mungkin ada pertanyaan, “Mengapa harus membaca Al-Qur’an secara berjamaah? Bukankah membaca sendiri di rumah juga baik?” Pertanyaan ini wajar, namun perlu diluruskan. Membaca Al-Qur’an secara pribadi tentu memiliki keutamaan, tetapi membaca secara berjamaah mengandung nilai syi’ar — penampakan dan penyebaran agama Islam di tengah masyarakat.

Hal ini didasarkan pada firman Allah ﷻ:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ 

"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, agar Dia menampakkannya di atas seluruh agama, walaupun orang-orang musyrik membencinya". (At-Taubah: 33; As-Shaff: 9)

Berjamaah dalam membaca Al-Qur’an juga membawa banyak manfaat secara psikologis dan sosial. Di antaranya:

- Meningkatkan semangat dan motivasi

- Menumbuhkan kebiasaan istiqamah

- Menguatkan ukhuwah Islamiyah

Oleh karena itu, mengikuti jam’iyyah Qur’an atau komunitas pengajian Al-Qur’an seperti Jam’iyyah Mudarasatil Qur’an Lil Hafizhat (JMQH) ini sangat dianjurkan agar semangat dalam membaca dan mengamalkan Al-Qur’an senantiasa terjaga.

Perdagangan yang Tidak Pernah Rugi

Allah ﷻ menggambarkan pembaca Al-Qur’an sebagai pedagang yang tidak pernah merugi. Dalam surat Fathir ayat 29, Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

"Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitab Allah, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara sembunyi maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi".

Tartil: Kualitas Bacaan yang Diperintahkan

Membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah perintah langsung dari Allah ﷻ. Artinya, bacaan dilakukan secara perlahan, penuh penghayatan, dan sesuai kaidah tajwid. Firman Allah ﷻ:

وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا 

"Dan Kami bacakan Al-Qur’an itu kepadamu dengan tartil (teratur dan perlahan-lahan)". (Al-Furqan: 32)

Rasulullah ﷺ pun menegaskan pentingnya memperhatikan makhraj dan keaslian bacaan, agar tidak merusak makna dan nilai suci Al-Qur’an.

Pahala Bacaan Al-Qur’an: Berlipat Ganda

Setiap huruf dari Al-Qur’an yang dibaca akan mendapatkan pahala yang besar. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ: {الم} حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ 

"Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh Aku tidak mengatakan ‘Alif Lam Mim’ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf."(HR. Tirmidzi)

Lebih lanjut, pahala bisa dilipatgandakan dalam kondisi-kondisi berikut:

Membaca tanpa wudhu (hafalan): 10 kali lipat

Membaca dengan wudhu: 25 kali lipat

Membaca dalam sholat sambil duduk: 50 kali lipat

Membaca dalam sholat sambil berdiri: 100 kali lipat

Dalam sebuah dialog dengan sahabat, Nabi ﷺ juga menjelaskan bahwa semakin panjang bacaan dalam sholat, maka semakin afdhal sholat tersebut.

Majelis Al-Qur’an adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, memperkuat iman, mensyi’arkan Islam, serta mendapatkan limpahan pahala. Maka dari itu, mari kita hidupkan semangat membaca Al-Qur’an dengan tartil. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat keberkahan dari Kitabullah, Amiin.

Oleh: Nyai Hj. Maskanah Zulfa

0 Comments