Nabi Muhammad SAW Bersabda bahwa, “Umat Nabi Muhammad SAW dimuliakan dengan al-Qur’an”. Al-Qur’an adalah tali yang kuat antara hamba dengan Allah SWT. Al-Qur’an bisa dibaca oleh seluruh manusia di berbagai belahan dunia meskipun mereka memiliki ragam bahasa Negara (dialek Negara yang berbeda).
Contoh: orang di belahan bumi Amerika bisa membaca al-Qur’an, demikian juga orang di belahan bumi Eropa juga bisa membaca al-Qur’an (dengan bahasa al-Qur’an yang sama).
Salah satu aspek kemuliaan Al-Qur’an adalah menjelaskan kejadian alam, menjelaskan kebenaran yang hakiki dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk senantiasa beradab terhadap al-Qur’an. Dan juga harus bersyukur dijadikan oleh Allah SWT menjadi salah satu hamba (orang) yang di dadanya ada al-Qur’an, oleh karena itu kita harus bersungguh-sungguh dalam menjaga al-Qur’an.
Sebelum mempelajari isi kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur’an, kita harus mengenal mu’allif (pengarang kitab tersebut), yaitu Syaikh Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy (Syeikh Imam Nawawi). Beliau sejak kecil senang mempelajari al-Qur’an dan menghafalnya. sehingga sebelum baligh beliau sudah hafal al-Qur’an, pada umur 25 tahun beliau sudah mulai mengarang kitab yang sampai sekarang karya beliau masih banyak di kaji dan menjadi refrensi (rujukan).Usia beliau tidak lebih dari 45 tahun. Di usia yang relative muda dan singkat beliau sudah meninggalkan banyak karya yang sangat bermanfa’at sampai sekarang. Sebelum meng kaji lebih jauh isi kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur’an, kita mengenal terlebih dahulu siroh atau biografi beliau (Syaikh Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy).
*) Disarikan dari mauidzoh Hasanah Ibu Nyai Barokah Nawawi, Pengasuh PP Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, Pada silaturahim ke-4 JMQH Kabupaten Sleman
0 Comments