Pentingnya Memanfaatkan Media Sosial di Era Digital



Sebagai generasi 5.0 kecanggihan digital tidak mungkin kita tinggalkan. Pada kajian ini kita membahas terkait pentingnya memanfaatkan media social di era digital. Salah satunya ialah sebagai wadah perkumpulan menjalin silaturrahmi dengan para anggota JMQH dari berbagai daerah untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam ruang Zoom Meeting tanpa harus terkendala jarak. Terkait bagaimana kita memanfaatkan media digital, yakni dengan adanya fasilitas digital jangan sampai kita lengah hingga meninggalkan silaturrahmi dan merusak hubungan baik.

Sebagai seorang penghafal al-Quran bukan menjadi suatu pengahalang untuk mengembangkan skill kemampuan dalam berorganisasi yang membawa manfaat besar bagi semua orang. Jangan sampai ada suatu keadaan dimana seorang mengaji dan yang lainnya sibuk memotret kemudian memviralkan hingga mereka itu hanya sibuk bermain HP. Seharusnya yang kita lakukan ialah menghargai mereka dengan menyimak bacaan mereka yang mengaji sembari berdoa. Termasuk hal yang harus diperhatikan adalah menjaga apa yang kita share di media social, sekiranya postingan kita tidak menimbulkan tersinggungnya berbagi pihak, sangat perlu hal tersebut kita perhatikan.

Kita sebagai ibu rumah tangga harus bisa bersikap dan menyadari untuk mengurangi perilaku bermain HP untuk perkara yang tidak penting demi menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Jika anak kita marah atau ngambek kita tidak boleh langsung bersikap temperament atau marah, namun kita harus berupaya mengambil hati si anak dengan penuh kelembutan dan kita peluk anak kita agar luluh sehingga nasihat kita mudah didengarkan. Sehingga anak tersebut tidak merasa kekurangan perhatian yang dapat menyebabkan mereka mencari perhatian di luar yang akan memicu terjadinya broken home. Ketika anak atau remaja sudah kecanduan HP maka sukar ditangani. Sebagaimana diresahkan oleh beberapa orang tua bahkan ada yang berakibat hingga putus sekolah, ada yang begitu fokusnya dengan game sampai orang tuanya memanggil pun ia tidak menggubrisnya sama sekali. Padahal hal itu termasuk durhaka kepada orang tuanya sebagaimana dalam Q. S. Al-Isra ayat 23:

فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Meski demikian kita sebagai orang tua jangan sampai putus asa dan membiarkan begitu saja, justru ia malah menjadi anak yang tidak beraturan dan mengakibatkan rusaknya moral. Maka anak harus terus dididik sampai ia terdidik. Jangan sampai berhenti terus menerus mendidik. Jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin maka hal terakhir yang harus kita lakukan ialah berdoa memohon hidayah Allah dan terus diberi kasih sayang dan nasihat tiada henti.

Anak kita yang bisa masuk pesantren merupakan mukjizat dan berita sangat baik bagi kita. Meskipun perubahannya belum langsung terlihat akan tetapi setidaknya anak tersebut sudah menjamu ilmu pesantren. Baik dalam pergaulan dan akhlaknya pun sudah terdidik meskipun belum sepenuhnya merasuk kedalam diri anak. Insya Allah dengan kebarokahan guru dan kiyainya beserta dzurriyah para Masyayikh serta tak lepas dari bimbingan, perhatian dan ikhtiar, doa Orang tua insyaallah membawa perubahan dan keberkahan pada diri anak meskipun pasti membutuhkan proses.

Ibu Nyai Hj. Umy Hasunah Zuem, M.Th.I, Ketua III Pimpinan Pusat JMQH 

0 Comments