Silaturrahim 4 Bulanan JMQH Bantul "Berkah Mencintai Al Qur'an"

 


Pada hari rabu, 19 Juli 2023 bertepatan dengan tahun baru islam, 1 muharram 1445H, Majelis rutin empat bulanan JMQH Bantul kembali digelar. Sembilan kapanewon yang terdiri dari Imogiri, Jetis, Pandak, Palbapang, Kretek, Pundong, Bambanglipiluro, Srandakan, dan Pundong, tergabung dalam kelompok rayon Barat berkesempatan menjadi panitia penyelenggara acara yang penuh berkah ini.


Bertempat di Joglo Yoso, Palbapang, Bantul dan diawali dengan absensi para peserta pada pukul 06.30 WIB, acara berlangsung hikmat dan lancar hingga penutupan pada pukul 12.30 WIB. Serangkaian kegiatan, mulai dari simaan, Tahlil dan doa, sambutan, santunan hingga mau'idhoh Hasanah menjadi penyumbang kehikmatan acara pada awal tahun baru islam tersebut.


Sesuai dengan salah satu visi dan misi JMQH yaitu menjadi wadah para hafidzat untuk melestarikan tadarus dan menjaga hafalan al quran, tentu acara  didominasi dengan simaan yang pada pagi itu dibuka oleh Ibu Nyai Nafisatul Muna, selaku sekretaris JMQH Kabupaten Bantul.


Acara yang sekaligus ditujukan untuk menyambut tahun baru Hijriah itu dihadiri kurang lebih 500 hafidzah yang terdaftar sebagai anggota JMQH Bantul. Yang semuanya dibagi untuk berpasangan membaca 3 juz sehingga pagi itu bisa mengkhatamkan setidaknya sebanyak 20 kali.


Di dalam majelis utama simaan dibacakan oleh sejumlah ibu Nyai yang berkenan hadir untuk membersamai acara tersebut. Diantaranya Ibu Ny. Hj. Durrotun Nafisah 'Aly,  Ibu Ny. Hj. Ida Rufaida 'Aly, Ibu Ny Nafisatul Muna, Ibu Ny. Nila Nur Qodriyah, serta Ibu Ny. Zu'afah.


Acara simaan sempat terhenti dikarenakan kehadiran Bupati Bantul sebelum akhirnya dilanjutkan tahlil juga doa khataman yang dibacakan oleh Ibu Nyai Hj, Lutfiyah Baidlowi.


Dalam kesempatan itu, Bapak H. Halim Muslih selaku bupati Bantul menyampaikan rasa terima kasih kepada para hafidzat khususnya yang ada di Bantul, yang telah berkontribusi membangun generasi masyarakat Bantul dalam hal spirituali dan keagamaan. Harapannya juga, para anggota JMQH terus semangat menggaungkan syiar al quran hingga ke pelosok desa.


Sejalan dengan sambutan yang diberikan oleh Bupati Bantul tersebut, pernyataan yang sama juga disampaikan oleh wakil dari pengurus JMQH Yogyakarta yang pagi itu disampaikan oleh Dr. Ny. Hj. Fatna Zuhrotunnisa. Beliau merasa bahagia karena kegiatan 4 bulanan di Kabupaten Bantul dikatakan sebagai acara yang paling semarak dengan peserta paling banyak dibanding Kabupaten lain di kota Yogyakarta ini.


"Tujuan Majelis ini adalah silaturahmi, nderes quran. Semoga semangat ini tetap ada sampai akhir hayat." tuturnya penuh rasa bangga.


Di dalam setiap acaranya, JMQH Bantul mengupayakan agar setiap kegiatan yang dilalui dapat menambah dan memperluas wawasan bagi para anggotanya. Selain simaan yang merupakan inti acara, pada kesempatan hari itu, JMQH Bantul juga memberikan santunan kepada anak yatim yang merupakan anak dari anggota JMQH itu sendiri. Bukan hanya sebatas santunan, JMQH Bantul juga memberikan apresiasi kepada guru ngaji yang sudah berusia lanjut namun masih aktif memberikan kontribusinya.


Sebagai penghujung acara, panitia juga menghadirkan Gus Rumaizijat yang merupakan salah satu pengasuh di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem untuk memberikan mau'idhoh hasanah kepada para anggota yang turut hadir.


Dalam satu jam yang penuh berkah itu, beliau menyampaikan banyak sekali pesan dan nasihat kepada para hafidzat. Yang pada intinya, agar senantiasa menjaga hubungan baik dengan Al Quran. Dengan cara mencintai Al quran maka proses menjaga hafalan, memahami isinya dan mengamalkannya akan terasa mudah serta ringan.


Beliau juga menegaskan bahwa sebagai penghafal Al-Quran, seharusnya tidak perlu bersusah payah mencari mau'idhoh hasanah dari yang lain, karena sejatinya, Al Quran itu sendiri adalah mau'idhoh hasanah bagi hidup manusia. Al quran mengandung obat dan doa untuk segala urusan manusia. Dengan menyibukkan diri bersama Alquran, Allah menjamin akan mengabulkan segala hajat yang dimiliki asal dalam hati memiliki iman dan keyakinan akan janji Allah tersebut.


"Kuncinya ada di keyakinan. Jika yakin, maka jadi (terkabul). Jika tidak yakin, ya tidak jadi. Sudah, itu saja kuncinya." Tuturnya dengan penuh keyakinan.


Gus Rumaizijat juga berpesan kepada para hafidzat agar senantiasa mencintai dan memiliki rasa senang terhadap al quran. Akan tetapi agar berhati-hati terhadap rasa bangga yang ujungnya bisa membawa mereka kepada sifat ujub.


Senang dan bangga karena berhasil menjadi penghafal tentu saja tidak dilarang. Yang diharamkan adalah, rasa bangga yang berujung ujub, merasa bahwa keberhasilannya menghafal al quran adalah atas jeri payah perjuangannya sendiri. Padahal sejatinya semua itu atas kemurahan dari Allah. Jika bukan karena anugerah dari Allah, seseorang tidak akan mampu menghafal al-Quran.


Ibu Ny. Hj. Dewi Khoirun Ni'mah, Bidang Pendidikan JMQH Kab. Bantul

0 Comments