Terkait Masa Turunnya Al Qur’an dan Keutamaan Membaca Al Qur’an

 Al Qur’an diturunkan 22 tahun 2 bulan 2 hari. Al Qur’an merupakan jawaban dari semua

permasalahan, al Qur’an pun juga menjadi teman hidup. Barangsiapa yang menjaga al Qur’an

hidupnya dijamin tidak akan susah. Apabila di dalam sebuah rumah terdapat salah s atu anggota

keluarga didalamnya membaca al Qur’an, maka kebutuhan keluarga itu akan tercukupi. Dalam

tafsir Showi menjelaskan bahwa mengulang ulang bacaan al Qur’an akan membuka haqoiq

haqoiq yang berarti semakin sering membaca al Qur’an akan semakin cerda s baik emosional,

intelektual, dan spiritual. Dalam kitab Ihya’ menjelaskan tentang Membaca Al Qur’ an sendiri

termasuk ibadah paling utama, sebagaimana yang diriway atkan oleh an Nu‘man ibn Basyir,

Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَ لَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).

Surah Muawidzatain

Keberadaan Surah An-Nas dan Al-Falaq terkenal dengan istilah surat Al-Muawwidzatain (2 surat yang dibuat perlindungan), sebuah surat yang erat kaitannya dengan peristiwa disihirnya Nabi Muhammad. Sehingga peristiwa tersebut menjadi asbabun nuzul atau sebab diturunkannya Surah Al-Falaq dan An-Nas. Allah menurunkan surat muawidatain ini untuk menjaga dari keburukan manusia, jin dan syaithon. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah mengalami sakit parah. Maka datanglah kepada beliau dua malaikat, yang satu duduk di

sebelah kepala beliau dan yang satu lagi di sebelah kaki beliau. Berkatalah malaikat yang duduk di sebelah kaki beliau kepada malaikat yang duduk di sebelah kepala beliau: "Apa yang engkau lihat?" Ia menjawab: "Beliau terkena guna-guna." Dia bertanya lagi: "Apa guna-guna itu?" Ia menjawab: "Guna-guna itu sihir!" Dia bertanya lagi: "Siapa yang membuat sihirnya?" Ia menjawab: "Labid bin al-A'sham al-Yahudi, yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan di dalam sumur keluarga Dzarwan. Malaikat tersebut mengisyaratkan pada Rasulullah SAW. “Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya, kemudian ambillah gulungan- nya dan bakarlah." Pada pagi harinya Rasulullah saw mengutus 'Arnmar bin Yasir dan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu, tampakiah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya, dan diangkat batunya, serta dikeluar- kan gulungannya kemudian dibakar. Ternyata di dalam gulungan itu ada tali yang terdiri atas sebeias simpul. Kedua surah ini (Q.S. 113 al-Falaq dan Q.S. 114 an-Nās) turun berkenaan dengan peristiwa terssebut. Setiap kali Rasulullah mengucapkan satu ayat, terbukalah simpulnya dan berkuranglah rasa sakit pada diri Rasulullah Saw. Demikian ulasan materi kajian terkait surah Muawidatain.


Ibu Ny. Hj. Ishmah Qudsiyyah

0 Comments