KAJIAN ILMIAH
Setiap manusia memiliki
tujuan hidup yang ideal yaitu menggapai kemuliaan di dunia dan akhirat. Seseorang
yang ingin mendapatkan kemuliaan itu sudah sepantasnya mendekati sesuatu yang
mulia. Ibaratnya orang yang berdekatan dengan penjual minyak wangi, ia juga
akan mendapatkan percikan aroma wanginya. Dan sesuatu yang paling mulia di
dunia ini itu apa? Tidak lain adalah Al-Qur’an. Maka dari itu, siapa saja yang
sering berinteraksi dengan Al-Qur’an maka akan mendapatkan kemuliaan, ikut ‘ketularan’
mulianya Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an memang sudah disifati mubaarokun oleh
Allah SWT Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am
ayat 92:
وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ
الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا ۚ
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَهُمْ عَلَىٰ
صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
Artinya : Dan ini (Al Quran) adalah
kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang
(diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk)
Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang
beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan
mereka selalu memelihara sembahyangnya.
وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
Artinya: Dan Al Quran ini adalah suatu kitab
(peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah
kamu mengingkarinya?
Bukti paling sederhana
yang dalam kehidupan sehari-hari kita tentang kemuliaan Al-Qur’an mengalir pada
benda ataupun siapa saja yang bersinggungan dengan Al-Qur’an yaitu; kertas
putih yang awalnya tak bernilai ketika diberi tulisan ayat Al-Qur’an maka akan
menjadi mulia. Orang-orang tidak boleh menyia-nyiakannya, tidak boleh
membuangnya di tempat sampah, atau meletakkannya di tempat yang rendah
kedudukannya.
Contoh-contoh nyata yang lain di antaranya:
1.
Bulan Ramadlan menjadi bulan paling mulia karena merupakan bulan
turunnya Al-Qur’an. Menurut jumhurul mufassir, bulan Ramadlan itu tidak
termasuk dalam asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan
Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 yang
termasuk dalam arba’atun hurum atau 4 bulan mulia itu adalah Dzulqo’dah,
Dzulhijjah, Muharom, dan Rajab. Akan tetapi kemudian Ramadlan justru menjadi
bulan paling mulia, sayyidus syuhur sebab dipilih menjadi bulan waktu
turunnya Al-Qur’an.
2.
Lailatul Qadar menjadi
malam yang lebih baik dari malam seribu bulan karena pada saat itulah
diturunkan wahyu Al-Qur’an.
3.
Malaikat Jibril menjadi malaikat paling istimewa, pemimpin para
malaikat karena menjadi malaikat yang dipilih Allah untuk menyampaikan wahyu
Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW.
4.
Nabi Muhammad SAW menjadi manusia yang paling mulia, khairul
bariyah karena dipilih Allah SWT menjadi nabi yang menerima wahyu
Al-Qur’an.
Standar dan ukuran
kemuliaan manusia pada hakekatnya adalah kemuliaan akhlak dan budi pekertinya. Akhlaqul
karimah atau budi pekerti yang mulia diajarkan dalam Al-Qur’an. Dan
Rasulullah menjadi manusia yang paling mulia karena ber-akhlaqul karimah
yakni akhlak Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah
warisan Rasulullah paling mulia untuk seluruh umatnya. Kanjeng nabi Muhammad
SAW wafat tidak meninggalkan harta kekayaan berlimpah untuk anak cucunya dan
seluruh umatnya. Sebab harta hanyalah akan menjadi sumber konflik di dunia.
Akan tetapi Rasul mewariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pegangan hidup
mulia dan kedamaian manusia. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Fathir ayat
32:
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ ٣
Artinya: Kemudian, Kitab Suci
itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang
pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar.
Setiap warisan sudah
sepatutnya dijaga dan dilestarikan oleh para pewarisnya. Al-Qur’an wajib dan
harus dijaga oleh umat Rasulullah supaya beliau tidak sedih. Sebab Rasul akan
sedih ketika umatnya mengabaikan Al-Qur’an. Hal itu tertuang dalam Al-Qur’an
surat Al-Furqan ayat 30:
وَقَالَ
الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا
Artinya: Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.”
Jangan sampai kita menjadi generasi yang terkena penyakit mahjuura
atau orang-orang yang mengabaikan Al-Qur’an. Siapa saja yang ingin menggapai
kemulian, berinteraksi dan jagalah Al-Qur’an. Membaca, tadarus, menghafal dan
mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Semoga kita semua mendapat berkahnya Al-Qur’an.
Amiin.
___________________________________________________________________________
*Penulis: Sri Laswiji, S.Pd.I
0 Comments