Al-Qur’an Kitaabun Mubaarokun



KAJIAN ILMIAH  
SILATURRAHIM JMQH KABUPATEN BANTUL 

Oleh         : KH. Muslim Nawawi 
Tanggal    : 22 Januari 2023
Tempat     : GOR Guwosari

Setiap manusia memiliki tujuan hidup yang ideal yaitu menggapai kemuliaan di dunia dan akhirat. Seseorang yang ingin mendapatkan kemuliaan itu sudah sepantasnya mendekati sesuatu yang mulia. Ibaratnya orang yang berdekatan dengan penjual minyak wangi, ia juga akan mendapatkan percikan aroma wanginya. Dan sesuatu yang paling mulia di dunia ini itu apa? Tidak lain adalah Al-Qur’an. Maka dari itu, siapa saja yang sering berinteraksi dengan Al-Qur’an maka akan mendapatkan kemuliaan, ikut ‘ketularan’ mulianya Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an memang sudah disifati mubaarokun oleh Allah SWT  Sebagaimana  disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 92:

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا ۚ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَهُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ

Artinya : Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.

 Disebutkan juga dalam surat Al-Anbiya’ ayat 50:

وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ ۚ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ

Artinya: Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?

Bukti paling sederhana yang dalam kehidupan sehari-hari kita tentang kemuliaan Al-Qur’an mengalir pada benda ataupun siapa saja yang bersinggungan dengan Al-Qur’an yaitu; kertas putih yang awalnya tak bernilai ketika diberi tulisan ayat Al-Qur’an maka akan menjadi mulia. Orang-orang tidak boleh menyia-nyiakannya, tidak boleh membuangnya di tempat sampah, atau meletakkannya di tempat yang rendah kedudukannya.

Contoh-contoh nyata yang lain di antaranya:

1.      Bulan Ramadlan menjadi bulan paling mulia karena merupakan bulan turunnya Al-Qur’an. Menurut jumhurul mufassir, bulan Ramadlan itu tidak termasuk dalam asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 yang termasuk dalam arba’atun hurum atau 4 bulan mulia itu adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharom, dan Rajab. Akan tetapi kemudian Ramadlan justru menjadi bulan paling mulia, sayyidus syuhur sebab dipilih menjadi bulan waktu turunnya Al-Qur’an.

2.      Lailatul Qadar menjadi malam yang lebih baik dari malam seribu bulan karena pada saat itulah diturunkan wahyu Al-Qur’an.

3.      Malaikat Jibril menjadi malaikat paling istimewa, pemimpin para malaikat karena menjadi malaikat yang dipilih Allah untuk menyampaikan wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW.

4.      Nabi Muhammad SAW menjadi manusia yang paling mulia, khairul bariyah karena dipilih Allah SWT menjadi nabi yang menerima wahyu Al-Qur’an.

Standar dan ukuran kemuliaan manusia pada hakekatnya adalah kemuliaan akhlak dan budi pekertinya. Akhlaqul karimah atau budi pekerti yang mulia diajarkan dalam Al-Qur’an. Dan Rasulullah menjadi manusia yang paling mulia karena ber-akhlaqul karimah yakni akhlak Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah warisan Rasulullah paling mulia untuk seluruh umatnya. Kanjeng nabi Muhammad SAW wafat tidak meninggalkan harta kekayaan berlimpah untuk anak cucunya dan seluruh umatnya. Sebab harta hanyalah akan menjadi sumber konflik di dunia. Akan tetapi Rasul mewariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pegangan hidup mulia dan kedamaian manusia. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Fathir ayat 32:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ ۝٣

Artinya: Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar.

Setiap warisan sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan oleh para pewarisnya. Al-Qur’an wajib dan harus dijaga oleh umat Rasulullah supaya beliau tidak sedih. Sebab Rasul akan sedih ketika umatnya mengabaikan Al-Qur’an. Hal itu tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 30:

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا

Artinya: Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.”

Jangan sampai kita menjadi generasi yang terkena penyakit mahjuura atau orang-orang yang mengabaikan Al-Qur’an. Siapa saja yang ingin menggapai kemulian, berinteraksi dan jagalah Al-Qur’an. Membaca, tadarus, menghafal dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Semoga kita semua mendapat berkahnya Al-Qur’an. Amiin.

___________________________________________________________________________

*Penulis: Sri Laswiji, S.Pd.I

Ditashih oleh tim literasi Pimpinan Pusat JMQH Bidang Pendidikan



0 Comments