Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi kaum Muslim. Ada banyak keistimewaan yang dimiliki Alquran, begitu juga dengan berbagai keutamaan jika umat Muslim membacanya.
Membaca Alquran menjadi salah satu cara umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mempelajari Alquran hukumnya adalah fardhu kifayah, membaca dengan ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu ’ain, lalu apabila terjadi kesalahan dalam membaca Al-Quran maka termasuk dosa.
Fungsi Al-Qur’an akan didapatkan secara sempurna oleh manusia tergantung dari bagaimana mereka memahami isinya, meresapi kandungannya, menghayati keindahannya.
Al-Qur’an memang merupakan petunjuk, obat bagi penyakit hati, kabar gembira bagi orang-orang yang muslim (berserah diri), penjaga dari segala keburukan, sebab untuk memotivasi dalam kebaikan, hidayah kepada jalan yang lurus, dan sekian banyak fungsinya. Tetapi kalau kita tidak paham isinya, tidak mengerti kandungannya, apakah kita akan dapatkan fungsi tersebut dengan sempurna? Tentu tidak.
Oleh karena itu ada orang yang membaca Al-Qur’an, bahkan menghafalnya, rajin menelaahnya, tapi dia tersesat dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, jawabannya ada bahkan banyak.
Al-Qur’an tidak merasuk ke dalam hati mereka. Makanya Al-Qur’an tidak bermanfaat untuk membersihkan/memperbaiki akidah/keyakinan mereka, tidak bermanfaat untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan, karena mereka tidak memahami kandungannya dengan benar.
Inilah pentingnya untuk kita mengusahakan pemahaman Al-Qur’an. Sebagian daripada ulama mengatakan:
رب قارئ للقرآن والقرآن يلعنه
“Berapa banyak orang yang membaca Al-Qur’an tapi Al-Qur’an justru melaknat dirinya.”
Maka target ketika membaca Al-Qur’an jangan sekedar mengejar kuantitasnya, tapi manfaat yang kita ambil darinya. Para ulama Salaf yang terdahulu tidak menjadikan ukuran kebaikan dengan cepatnya dihafal Al-Qur’an, tapi ukuran kebaikan menurut mereka adalah meskipun sedikit yang dibaca, bisa difahami artinya, berusaha direnungkan maknanya, itulah cara belajar mereka sehingga meraih keutamaan yang sempurna, meraih manfaat yang maksimal dari bacaan Al-Qur’an yang disertai perenungan yang mereka lakukan.
Ini adalah cara belajar yang benar yang dengan ini mereka dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, bisa mengambil manfaat dan fungsi yang sempurna dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan untuk kebaikan dan keberkahan bagi hidup manusia.
Dalam buku Alqur’an Sebagai Sumber Hukum oleh Alik Al Adhim, menurut Ali bin Abi Thalib, setiap umat Muslim yang membaca ayat-ayat suci Alquran akan mendapat keutamaan yang berbeda berdasarkan keadaan pembaca yaitu:
- Jika dibaca saat sholat dengan berdiri akan mendapatkan 100 pahala kebajikan untuk setiap hurufnya
- Jika dibaca saat sholat dengan duduk akan mendapatkan 50 pahala kebajikan untuk setiap hurufnya
- Jika dibaca di luar waktu sholat dengan berwudhu, pahalanya adalah 25 kali per hurufnya
Jika membacanya di luar waktu sholat tanpa berwudhu, pahalanya adalah 10 kali per hurufnya. (As-Sayyid ‘Abdulloh Ibn ‘Alawi, Ibn Muhammad al-Haddad, Risalatul Mu’awanah, hal. 9)
Oleh: Ibu Nyai Hj. Juwairiyyah (Pengasuh PP An-Nashriyatul Fathiyah Nguling Pasuruan)
0 Comments