Dalam mauidzah nya, Prof. Dr. KH. Mustaqim mengemukakan bahwa peran perempuan sangat mempengaruhi peradaban ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, Mbah Soleh Darat merupakan ulama pertama kali yang menafsirkan Alquran dalam bahasa jawa. Beliau merupakan guru dari RA. Kartini yang merupakan inisiator terbitnya kitab Faidhur-Rohman yang ditulis oleh Mbah Kyai Soleh Darat, dan dihadiahkan kepada RA. Kartini ketika menikah dengan bupati Rembang.
Kartini seorang perempuan Jawa yang haus ilmu pengetahuan, mampu menggerakkan Mbah Kyai Soleh Darat untuk menulis Kitab tersebut. Sebab bagi Kartini yang sering mengikuti kajian Mbah Kyai Soleh Darat, pemahaman terhadap makna Alquran harus diabadikan. Maka, sayogya nya spirit RA. Kartini harus menjadi motivasi bagi seorang hafizhat untuk berkarya nyata dengan berkontribusi aktif dalam Jam'iyyah Mudarasatil Qur'an Lil hafizhat (JMQH) sebagai khittah untuk berjuang melalui Alquran.
Orang yang paling beruntung adalah orang yang ditakdir untuk menjaga ilmu nya Allah, sehingga mendapat fadhilah Nya. Dalam realita empirik, dapat dilihat kyai-kyai dan masyayikh di sekitar kita, seperti KH. Nawawi Bantul, KH. Mufid Pandanaran, KH. Munawir Krapyak yang memiliki karomah luar biasa. Karomah tidak hanya dipahami secara tekstual dalam artian dapat terbang dan berpindah tempat, namun karomah hendaknya dipahami secara aksiologi, memiliki makna menjadi intelektual sejati yang bermanfaat untuk segenap makhluk-makhluk Nya. Untuk menjadi orang yang bermanfaat haruslah dilandasi dengan ilmu. Sumber dari segala ilmu ialah Alquran. Wujud iman terhadap Alquran ialah: (1) Mengimani Alquran sebagai Wahyu Allah, bukan buatan Nabi Muhammad SAW; (2) Meyakini bahwa Alquran adalah otentik Kalam Allah. Hal ini didukung dengan penelitian ilmiah yang mengemukakan bahwa Alquran merupakan satu-satunya Kitab yang paling otentik diantara kitab-kitab yang lain; (3) Mempelajari Alquran dengan sanad muttasil; (4) Membaca, memahami, dan mengimplementasikan kandungan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, jadikan Alquran sebagai nafas dan inspirasi untuk berjuang dan mencari ilmu sehingga menjadi orang yang bermanfaat. Jam'iyyah Mudarasatil Qur'an Lil hafizhat (JMQH) merupakan salah satu organisasi penghafal Alquran yang memiliki visi, misi, dan tujuan untuk senantiasa menumbuhkan spirit Alquran dalam diri hafizhat. Dengan demikian, JMQH merupakan wasilah menuju keridhaan Allah SWT. Maka, hadir di majlis JMQH merupakan salah satu prestasi yang luar biasa, sebab majlis yang berhubungan dengan Alquran akan membawa keberkahan bagi para jamaah nya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi SAW bersabda
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Artinya:
"Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, tidaklah sebuah kaum berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah SWT dengan membaca kitab Allah, dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka diantara malaikat yang ada di sisiNya."
Dari hadist tersebut dapat dipahami bahwa siapapun yang hadir di majlis-majlis ilmu, salah satunya turut serta dalam pelaksanaan JMQH, maka Allah akan memberikan ketenangan, senantiasa diliputi kebahagiaan dengan kasih sayang Nya, dinaungi dan dimohonkan ampun oleh para malaikat Allah serta dimudahkan jalannya menuju surga Nya. Sehingga, JMQH merupakan salah satu wasilah mendapatkan tiket VIP nya Allah di surga Nya. Sebab, orang yang beruntung adalah orang yang menjaga ilmunya Allah. Maka, harus disyukuri peran kita menjadi penghafal Alquran, karena hal tersebut akan mengantarkan kepada keberkahan hidup yang tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat. Salah satu wujud syukur tersebut diimplementasikan dalam tindakan kongkrit untuk bermanfaat terhadap sesama nya dengan dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Penting, untuk mengajarkan Alquran sejak dini kepada anak-anak kita sebagai wujud amal jariyah orangtua terhadap anak.
Penghafal Alquran merupakan keluarga nya Allah yang amat spesial. Jika demikian, tentu segala hal akan senantiasa mendapat ridla dan curahan kasih sayang Nya. Diakhir mauidzah nya, Prof. Dr. KH. Mustaqim, M.Ag memotivasi kepada seluruh Anggota JMQH untuk semangat berkhidmat kepada agama, masyarakat dan negara melalui Alquran yang harus dimulai dari sekup terkecil, yakni keluarga.
(Ringkasan materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Ahmad Mustaqim, M.Ag pada Silaturrahim Kabupaten JMQH Bantul Bertempat di Waroeng Omah Sawah,Miri Timbulharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta)
Oleh: Mukaromah Zain (anggota JMQH Sewon, Bantul, Yogyakarta)
0 Comments